Kamis, 22 Maret 2012

Kereta Api Kerakyatan



Ini adalah pengalaman simbah ketika mudik ke Kendal beberapa bulan yang lalu. Biasanya sich simbah selalu naik bis. Tetapi berhubung memenuhi rasa penasaran ingin merasakan yang namanya angkutan massal milik pemerintah maka kali ini simbah putuskan untuk naik kereta api. Dan pilihanpun jatuh pada jenis kereta api yang katanya merakyat yaitu kereta api kelas 'ekonomi'.
 Waktu perjalanan dari Jakarta menuju Semarang, ceritanya sich lancar-lancar saja. Karena simbah dan sang isteri kebagian tiket yang kebetulan bisa duduk manis, karena masih kebagian tempat duduk.
Akan tetapi saudara-saudara, yang terasa melelahkan adalah ketika perjalanan dari stasiun Weleri menuju Jakarta. Ketika simbah membeli tiket, di papan pengumuman tertulis bahwa tiket dengan tempat duduk telah habis. Dan ketika simbah tanyakan kepada petugas loket, beliau mengatakan bahwsa simbah bisa mendapatkan tempat duduk apabila simbah membayar lagi sebesar Rp.10.000,-. Dan simbahpun menolak !!!
Keretapun datang (setelah terlambat satu jam).
Simbah dan calon penumpang lainpunberebut naik.
O'alah ternyata di dalam gerbong penuh sesak dengan yang namanya 'rakyat Indonesia'. Jangankan di atas tempat duduk, Di lorong tengahpun telah penuh sesak dengan penumpang. Lha di mana simbah harus meletakkan badan tua ini ?
Meskipun agak kerepotan simbahpun bisa 'lesehan' beralaskan kertas koran bekas yang simbah beli seharga Rp.1.000,-
Sebentar-sebentar mata tua ini sempat terpejam meskipun kadang terbangun karena tertabrak langkah kaki pedagang asongan yang tiada henti berlalu-lalang. Simbah tak sempat menghitung berapa jumlahnya, karena setiap kali kereta berhenti merekapun turun berganti dengan pedagang asongan lain yang naik.
Dengan perjuangan yang sangat berat, akhirnya sampailah kami di stasiun Jakarta Kota. Dengan badan yang sangat letih simbahpun berjalan menuju kursi stasiun. Isteri simbah yang cantik membuka nasi bungkus yang dibawanya dari rumah. Rencananya sich nasi ini hendak kami makan ketika dalam perjalanan (ngirit nich ye).
Kami berduapun makan dengan lahap, meskipun rasanya sudah agak basi.
Sampai kenyang...!!!
Sambil menikmati asap rokok yang simbah hisap, pikiran simbahpun melayang...
"Inikah Indonesia ???".....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar